Keterampilan Ibadah Kelas IX Pertemuan ke-9

 

PERTEMUAN KE-9           Kesunahan saat mendengar adzan berkumandang (Lihat Kitab Ihya’ Ulumid-din juz 1, hlm. 146) (Ahad, 26 September 2021)

 

Dijelaskan tentang tafsir dari ayat yang berbunyi :

Artinya : Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" (QS. Fushilat : 33)

bahwa ayat ini turun kepada orang-orang yang mendengar seruan adzan. Rasulullah SAW bersabda : “Jika kalian telah mendengarkan seruan (adzan), maka jawablah dengan menirukan apa yang diucapkan oleh mu’adzin tadi”.

Menirukan kata, setelah mendengar lafadz adzan berkumandang ini hukumnya sunah kecuali ketika kita mendengar bacaan hai’ah dua (yakni Hayya ‘alas-sholaah dan hayya ‘alal falaah). Maka sunahnya setelah mendengar dua hai’alah tadi adalah mengucap dzikir hauqolah : Laa haula wa laa quwwata illaa billaah.

Dan ketika kita mendengar ucapan “Qod qoomatis-sholaah” (saat seruan iqomat), maka hendaknya kita menjawab dengan ucapan : “Aqoomahalloohu wa adaamahaa maa daamatis-samaa u wal ardhu.”

Demikian pula ketika kita mendengar taswib (kalimat “As-sholaatu khoirun munan-naum”) pada adzan shalat subuh, maka hendaknya kita menjawab dengan ucapan : “Shodaqta wa barorta wa nashohta”.

Dan setelah adzan selesai, hendaklah kita berdo’a dengan redaksi : “Allohumma robba hadzihid-da’watit taammah, was-sholaatil qoo imah, aati Muhammadanil wasiilata wal fadhiilah, wad-darojatar-rofii’ah, wab’ashul maqoomal mahmuudanilladzii wa’adtahuu innaka laa tukhliful mii’aad”.


Unduh file PDF nya di link berikut : 

https://drive.google.com/file/d/1fNf1p07lcAcuSnICTm6TEQncIUlkvVZd/view?usp=sharing

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perangkat Pembelajaran Akidah Akhlak selama Covid-19

Akidah AKhlak Kelas 7 Pertemuan ke-15 Keteladanan Nabi Sulaiman