Akidah AKhlak Kelas 7 Pertemuan ke-15 Keteladanan Nabi Sulaiman
Pertemuan ke-15 : Keteladanan Nabi
Sulaiman As.
Bab. V. Hikayat
Nabi Sulaiman As. dalam Al-Qur’an
A. Hikayat Nabi Sulaiman As. dalam
Al-Qur’an
Nabi Sulaiman as. adalah seorang laki-laki
yang pada usia belasan tahun, sudah menampakkan tanda-tanda kecerdasan,
ketajaman otak, kepandaian berpikir, serta ketelitian dalam mempertimbangkan
dan mengambil keputusan. Beliau merupakan representasi generasi milenial pada
zamannya. Jika kita bias meneladani kehidupan beliau, maka di usia muda
sekarang ini ita bias menjadi generasi yang arif dan bijaksana.
Nabi Sulaiman bin Dawud adalah
satu-satunya Nabi sekaligus raja yang memperoleh keistimewaan dari Allah Swt,
sehingga bisa memahami bahasa binatang. Dia bisa bicara dengan burung Hud Hud
dan juga boleh memahami bahasa semut. Dalam Al-Quran surah An Naml, ayat 18-26
adalah contoh dari sebahagian ayat yang menceritakan akan keistimewaan Nabi
yang sangat kaya raya ini.
حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِي النَّمْلِ قَالَتْ
نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ
سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ ﴿١٨﴾ فَتَبَسَّمَ ضَاحِكاً مِّن
قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ
عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي
بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ ﴿١٩﴾ وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا
لِيَ لَا أَرَى الْهُدْهُدَ أَمْ كَانَ مِنَ الْغَائِبِينَ ﴿٢٠﴾ لَأُعَذِّبَنَّهُ
عَذَاباً شَدِيداً أَوْ لَأَذْبَحَنَّهُ أَوْ لَيَأْتِيَنِّي بِسُلْطَانٍ مُّبِينٍ
﴿٢١﴾ فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيدٍ فَقَالَ أَحَطتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ
مِن سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِينٍ ﴿٢٢﴾ إِنِّي وَجَدتُّ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ
مِن كُلِّ شَيْءٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ ﴿٢٣﴾ وَجَدتُّهَا وَقَوْمَهَا
يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِن دُونِ اللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ
أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ ﴿٢٤﴾ أَلَّا
يَسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي يُخْرِجُ الْخَبْءَ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَيَعْلَمُ مَا تُخْفُونَ وَمَا تُعْلِنُونَ ﴿٢٥﴾ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ﴿٢٦﴾
Arti QS. An Naml, ayat 18-26 :
018. Hingga apabila mereka sampai di
lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam
sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya,
sedangkan mereka tidak menyadari";
019. maka dia tersenyum dengan tertawa
karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdo`a: "Ya Tuhanku,
berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni`mat-Mu yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan
amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam
golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".
020. Dan dia memeriksa burung-burung lalu
berkata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang
tidak hadir.
021. Sungguh aku benar-benar akan
mengazabnya dengan azab yang keras, atau benar-benar menyembelihnya kecuali
jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang".
022. Maka tidak lama kemudian (datanglah
hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum
mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang
diyakini,
023. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita
yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai
singgasana yang besar.
024. Aku mendapati dia dan kaumnya
menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang
indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah),
sehingga mereka tidak dapat petunjuk,
025. agar mereka tidak menyembah Allah
Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui
apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.
026. Allah, tiada Tuhan (yang berhak
disembah) kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai `Arsy yang besar".
B.
Keteladanan Nabi Sulaiman As.
1)
Rasa malu pada Allah Swt.
Nabi Sulaiman melihat karunia Allah yang
beliau terima terlalu besar, sehingga beliau merasa masih kurang dalam
beribadah, beliau malu memandang ke langit karena malu kepada Allah SWT.
2) Mau berdialog dengan rakyat kecil
Nabi Sulaiman As. senang berkomunikasi
dengan rakyatnya, walaupun rakyatnya (hanya) beberapa ekor semut. Ketika
pasukan jin, manusia dan burung-burung sampai di lembah semut berkatalah seekor
semut bernama Jarsan, ia berkata: Wahai semut-semut, masuklah ke dalam
sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan
mereka tidak menyadari. Mendengar hal ini, nabi Sulaiman bertanya: mengapa
engkau berkata seperti itu? Maka Jarsan berkata: mohon maaf wahai Nabi, saya
akan memerintah yang lain. Maka Jarsan berkata pada warga semut: Wahai para
semut, marilah kita minggir berbaris rapi untuk menyaksikan iring-iringan
pasukan nabi Sulaiman. Dari sinilah nabi Sulaiman tersenyum dan berdoa pada
Allah supaya diberi karunia pandai bersyukur atas nikmat Allah SWT sebagaimana
dalam QS. AnNaml: 18-26.
3) Nabi sulaiman senang bekerja sebagai
wujud syukur
Nabi Sulaiman termasuk sebagian nabi yang
paling pandai bersyukur. Suatu ketika beliau bertanya pada Allah: Ya Allah
tunjukkan padaku seseorang yang bisa membuatku pandai bersyukur?, lalu Allah
memerintahnya melihat dua orang yang bekerja keras. Yang seorang bekerja keras
bertujuan sekedar untuk mengganjal perut dari kelaparan. Sedangkan yang satu
lagi ia bekerja bertujuan untuk bersyukur dan tidak termasuk orang yang
dikatakan penganggur. Lalu Nabi Sulaiman berdoa pada Allah supaya diajari
pekerjaan yang membuatnya bersyukur, lalu Allah mengajarinya ilmu menyepuh besi
dengan emas. Sehingga beliaulah manusia pertama yang menyepuh besi dengan emas.
4) Saking khusyu’ –nya dalam shalat,
beliau meninggal dalam posisi sedang berdiri shalat.
Beberapa tafsir menyebutkan bahwa
meninggalnya nabi Sulaiman adalah ketika beliau sedang berdiri melaksanakan shalat.
Dalam keadaan berdiri, ruhnya diambil oleh Allah SWT, dan beliau sedang berdiri
memegang sambil bersandar pada tongkatnya, ia berdiri dalam posisi meninggal
selama satu tahun, dan pasukannya yang juga terdiri dari jin-jin dan setan
tidaklah mengetahui kalau nabi Sulaiman telah meninggal bahkan sudah selama
satu rahun. Sehingga tongkat yang dipakai bersandar itu rapuh dimakan rayap,
saat itulah nabi Sulaiman tersungkur jatuh, dan saat itulah para jin sadar
bahwa nabi Sulaiman telah meninggal.
5. Nabi yang Memiliki Kecerdasan Tinggi
Pada suatu hari, ada dua orang datang
mengadu meminta Nabi Daud mengadili perkara sengketa mereka, yaitu kebun
tanaman salah seorang dari kedua lelaki itu telah dimasuki oleh kambing-kambing
ternak kawannya di waktu malam yang mengakibatkan rusak perkarangan yang sudah
dirawatnya begitu lama sehingga mendekati masa panen. Kawan yang diadukan itu
mengakui kebenaran pengaduan kawannya dan bahwa memang hewan ternaknyalah yangg
merusak kebun dan perkarangan kawannya itu. Dalam perkara sengketa tersebut,
Daud memutuskan bahwa sebagai ganti rugi yang diderita oleh pemilik kebun
akibat pengrusakan kambing-kambing peliharaan kawannya, maka pemilik
kambing-kambing itu harus menyerahkan binatang peliharaannya kepada pemilik
kebun sebagai ganti rugi yang disebabkan oleh kelalainnya menjaga binatang
ternak.
Akan tetapi, Sulaiman yang mendengar
keputusan ayahnya merasa kurang tepat, ia berkata kepada si ayah: "Wahai
ayahku, menurut pertimbanganku keputusan sebaiknya demikian, kepada pemilik
pekarangan yang telah binasa tanamannya diserahkanlah hewan ternak kawannya
untuk dipelihara, diambil hasilnya, dan dimanfaatkan bagi keperluannya,
sedangkan pekarangan yang telah binasa itu diserahkan kepada tetangganya untuk
dipugar dan dirawat sampai kembali ke keadaan semula, kemudian masing-masing
menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian setiap pihak tidak ada
yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada yang sepatutnya."
Keputusan yang diusulkan oleh Sulaiman itu
diterima baik oleh kedua orang yang menggugat dan digugat dan disambut oleh
orang yang menghadiri sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan
kepandaian Sulaiman yang walaupun masih muda usianya telah menunjukkan kematangan
berpikir dan keberanian melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan
pendapat ayahnya. Kejadian ini ini
merupakan permulaan dari sejarah hidup Nabi Sulaiman As. yang penuh dengan
mukjizat kenabian dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadanya dan kepada
ayahnya Nabi Daud
6. Nabi yang Memiliki Sifat Rendah Hati
7. Nabi yang memiliki Rasa Kasih Sayang
Terhadap Sesama
Allah Swt. memberikan salah satu mu’jizat
kepada Nabi Sulaiman berupa mengerti bahasa binatang. Suatu hari rombongan
besar Nabi Sulaiman hendak menuju lembah Asgalan, dan rombongan itu terdiri
atas Nabi Sulaiman dan umatnya, malaikat, jin serta binatang-binatang. Di
tengah perjalanan, beliau menyuruh rombongannya berhenti. "Berhentilah
sejenak, kita beri waktu kepada makhluk Allah untuk menyelamatkan diri,"
ucap Nabi Sulaiman.
"Wahai Nabiyullah, mengapa kita
tiba-tiba berhenti di tengah jalan," tanya salah satu rombongan.
"Di depan ada lembah semut yang. di
dalamnya terdapat jutaan semut, mereka akan kusuruh untuk berlindung agar tidak
terinjak oleh rombongan kita," jawab Nabi Sulaiman.
8. Nabi yang Suka Musyawarah
Keteladan ini dapat kita lihat ketika Nabi
Sulaiman As bermusyawarah dengan para pembesar kerajaan yang bertujuan hendak
memindahkan singgasana Ratu Bilqis ke hariapan Nabi Sulaiman a.s. Berkata
Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar siapakah di antara kamu sekalian yang
sanggup membawa singgasananya kepadaku sebagai orang-orang yang berserah
diri". Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan
datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri
dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi
dapat dipercaya".
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu
dari Al-Kitab yang bernama Ashif bin Barkiya: "Aku akan membawa singgasana
itu kepadamu sebelum matamu berkedip".
Maka tatkala Sulaiman melihati singgasana
tersebut terletak di hariapannya, ia pun berkata: "Ini termasuk karunia
Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur sesungguhnya dia bersyukur untuk
(kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya
Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
Dia berkata: "Ubahlah baginya
singgasananya; maka kita akan melihati apakah dia mengenal ataukah dia termasuk
orang-orang yang tidak mengenali(nya)".
Dan ketika Ratu Bilqis datang,
ditanyakanlah kepadanya: "Serupa inikah singgasanamu?". Dia menjawab:
"Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan
sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri“.
===========================
Komentar
Posting Komentar