Semester Genap Akidah Akhlak Kelas 7 Pertemuan ke-10

Pertemuan ke-10

B.Nifaq

1. Pengertian Nifaq

Secara bahasa nifaq berasal dari kata nafiqa yang artinya salah satu lubang tempat keluarnya yarbu( hewan sejenis tikus )dari sarangnya.Nifaq juga berasal dari kata Nafaq, yaitu lubang tempat bersembunyi.Nifaq juga berarti bermuka dua, pura-pura pada agamanya, Lubang tikus di padang pasir yang susah di tebak tembusannya.

Menurut istilah, nifaq yaitu sikap yang tidak menentu, tidak sesuai antara ucapan dengan perbuatannya. Perilaku seperti ini pada hakikatnya adalah ketidaksesuaian antara keyakinan, perkataan, dan perbuatan. Atau dengan kata lain, tindakan yang selalu dilakukan adalah kebohongan, baik terhadap hati nuraninya, terhadap Allah Swt maupun sesama manusia. Orang yang melakukan perbuatan nifaq di sebut munafik.

Nifaq adalah perbuatan menyembunyikan kekafiran dalam hatinya dan menampakkan keimanannya dengan ucapan dan tindakan. Perilaku seperti ini pada hakikatnya adalah ketidaksesuaian antara keyakinan, perkataan, dan perbuatan. Firman Allah Swt.

 





Artinya:”Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman." Dan bila mereka kembali kepada syaitan-setan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok". (Q.S. 2 Al Baqarah 14)

 

2. Macam-Macam Nifaq ada dua, yaitu:

a. Nifaq I’tiqadi

Nifaq i’tiqadi adalah suatu bentuk perbuatan yang menyatakan dirinya beriman kepada Allah Swt, sedangkan dalam hatinya tidak ada keimanan sama sekali. Dia shalat, bersedekah. Dan beramal shaleh lainnya, namun tindakannya itu tanpa didasari keimanan dalam hatinya.

Firman Allah Swt.


Artinya:”Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (Q.S. 4 An Nisaa' 142)

Pelaku nifaq diancam Allah dengan disamakan dengan orang fasik yang diancam dengan neraka Jahannam dan kekal di dalamnya.

Allah juga berfirman dalam surat at-Taubah: 67-68








Artinya :“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan-perempuan, sebagian dari sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka mengenggam tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik. (67) “Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka; dan Allah mela'nati mereka; dan bagi mereka azab yang kekal, (68)

 

Allah akan memasukkan orang munafik dan orang kafir bersama-sama dalam neraka. Di dalam surat an-Nisa 140, Allah berfirman:







Artinya : “Sungguh Allah mengumpulkan orang-orang munafik dan kafir dalam neraka Jahannam bersama-sama”. (an-Nisa: 140)

Kisah Abdullah ibnu Saba’, dia adalah tokoh munafiq Madinah, semenjak kemunculan Nabi Saw, ia sudah memendam rasa benci terhadap Nabi. Sebiah kisah menerangkan bahwa kebencian terhadap Nabi disebabkan karena hijrahnya Nabi ke Madinah, dengan sebab hijrah inilah, ia merasa kurang diperhatikan lagi oleh masyarakatnya, semula, ia adalah calon pemimpin Madinah. Tetapi setibanya Nabi di Madinah, maka pamor akan status social Abdullah ibnu Saba’ menjadi padam. Lalu ia amat memendam rasa benci kepada Nabi Saw. Dalam sejarah perjuangan Islam, dialah sosok yang paling banyak mengendurkan semangat umat Islam dalam berjuang melawan orang-orang kafir, ia juga pernah berusaha mengusir Nabi dari Madinah, ia juga yang pernah memfitnah sayyidah Aisyah, Istri Nabi pernah berselingkuh dengan seorang sahabat bernama Shafwan Ibnu Muatthal, lalu Allah menolong langsung sahabat Aisyah, menjelaskan masalahnya dengan menurunkan ayat-ayat alQur’an. Dan ketika Abdullah ibnu Saba’ meninggal di Madinah, Anaknya berusaha memohon pada Nabi untuk turut serta menshalatkan dan menguburkannya. Lalu Nabi amat berbaik hati, menshalatkannya dan turut menguburkannya, lalu mendoakkannya. Setelah Nabi mendoakan dan mengistighfarkan untuknya, maka Allah menurunkan surat at Taubah: 80 :





Artinya : Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun kepada mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampun kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. (QS. atTaubah :80.

Ayat ini menerangkan bahwa kemunafikan Abdullah Ibnu Saba’ sudah melewati batas kekafiran, sehingga Allahpun tidak berkenan menerima taubatnya, naudzu billahi min dzalik (lihat tafsir surat atTaubah).

 

b. Nifaq ‘Amali

Nifaq ‘amali adalah kemunafikan berupa pengingkaran atas kebenaran dalam bentuk perbuatan. Sesuai dengan Sabda Rasulullah Saw:



Artinya: “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu apabila berkata selalu berdusta, apabila berjanji selalu tidak ditepati, dan apabila dipercaya selalu mengkhianati .” (HR. Bukhari Muslim)

 

3. Bentuk dan Contoh Perbuatan Munafik

a.       Hanya berfikir jangka pendek yaitu kekayaan duniawi semata

b.      Tidak mampu ber-amar ma’ruf nahyi munkar.

c.       Sering kali dalam pembicaraannya menyindir dan menyakiti Nabi atau Islam.

d.      Ragu terhadap kebenaran Islam.

e.       Enggan melakukan shalat, kalaupun ia melakukan shalat pasti karena paksaan orang lain.

f.       Tidak punya kepastian dalam berpikir dan bertindak.

g.      Terbiasa dengan kebohongan, ingkar janji, dan khianat.

h.      Suka membual mengenai keindahan duniawi dan melupakan kehidupan akhirat.

 

4. Akibat Buruk Sifat Nifaq

Sebagaimana akhlak tercela yang lain, Nifaq pun berakibat buruk bagi diri sendiri dan orang lain. Adapun akibat sifat Nifaq, antara lain sebagai berikut.

a.      Bagi Diri Sendiri

-       Tercela dalam pandangan Allah Swt. dan sesama manusia sehingga dapat menjatuhkan nama baiknya sendiri.

-       Hilangnya kepercayaan dari orang lain atas dirinya.

-       Tidak disenangi dalam pergaulan hidup sehari-hari.

-       Mempersempit jalan untuk memperoleh rezeki karena orang lain tidak mempercayai lagi.

-       Mendapat siksa yang amat pedih kelak di hari akhir. Firman Allah Swt :





Artinya: ”Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.”(QS. An Nisa' : 145)

 

b.      Bagi Orang Lain

-       menimbulkan kekecewaan hati sehingga dapat merusak hubungan persahabatan yang telah terjalin baik. Apabila kekecewaan cukup berat bisa menimbulkan anarkhis.

-       Membuka peluang munculnya fitnah karena ucapan atau perbuatannya yang tidak menentu

-       Mencemarkan nama baik keluarga dan masyarakat sekitarnya sehingga merasa malu karenanya.

5. Upaya Menghindari Sifat Nifaq

Adapun upaya untuk menghindari diri dari sifat Nifaq antara lain selalu menyadari bahwa:

a.       Nifaq merupakan larangan agama yang harus dijauhi dalam kehidupan sehari-hari

b.      Nifaq akan merugikan diri sendiri dan orang lain sehingga dibenci dalam kehidupan masyarakat

c.       Nifaq tidak sesuai dengan hati nurani manusia (termasuk hati munafik sendiri)

d.      Kejujuran menenteramkan hati dan senantiasa disukai dalam pergaulan.

 

 

Untuk mendapatkan file PDF materi diatas, silakan download disini : https://drive.google.com/file/d/1AXxd9CkUVkzc1pbXpAXqJJZpD_KCO439/view?usp=sharing

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perangkat Pembelajaran Akidah Akhlak selama Covid-19

Akidah AKhlak Kelas 7 Pertemuan ke-15 Keteladanan Nabi Sulaiman