Akidah Akhlak Kelas 8 Pertemuan 1 (Semester Gasal)

 

Materi Pertemuan ke-1 : Sejarah Turun s.d Sejarah Pembukuan Al-Quran

BAB 1. KEISTIMEWAAN AL-QUR’AN

 

1. Sejarah turunya Al-Quran

Al-Qur’an diturunkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw dalam jangka waktu ± 23 tahun melalui perantaraan malaikat Jibril secara berangsur-angsur. Dimulai dari bulan Ramadan ketika Nabi Muhammad Saw tengah bertahanus (menyendiri) di Gua Hira, hingga wahyu terakhir ketika sedang melaksanakan haji wada’. Al-quran terdiri dari 30 juz, 114 surat dan sekitar 6.666 ayat.

Artinya : "Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan secara berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia, dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. " (QS Al Israa’/17 : 106)

Setelah wahyu diterima, kemudian nabi Muhammad membacakan kepada para sahabat yang mendengarnya. Para sahabat diperintahkan untuk mencatat ayat-ayat tersebut di atas kayu, pelepah kurma, di atas batu, tulang unta dan lain sebagainya. Diantara para sahabat yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Rasulullah Saw sebagai pencatat wahyu, yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali Abi Thalib, Mua’wiyah, Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab, Khalid bin Walid dan Tsabit bin Qais.

2.  Periodisasi turunnya al-Qur’an

Para ulama membagi sejarah turunnya Al-Qur’an dalam dua periode:

a. Periode Makkiyah (periode makkah), yaitu ayat Al-Qur’an yang turun sebelum Nabi Muhammad Sawmelakukan hijrah ke madinah. Berjumlah 86 Surat, diturunkan selama 12 tahun 5 bulan.

b. Periode Madaniyyah (periode Madinah) yaitu ayat Al-Qur’an yang turun sesudah Nabi Muhammad Saw melakukan hijrah ke madinah. Berjumlah 28 Surat. Turun selama 9 tahun 9 bulan.

3. Sejarah pembukuan al-Qur’an

Adapun sejarah pembukuan (kodifikasi) al-Qur’an dibagi kedalam dua tahap, yaitu :

a.      Al-Qur’an pada masa sebelum wafat Rasulullah

Pada masa ini, Al-Qur’an diturunkan ayat demi ayat dan surat demi surat. Karena kefasihan dan keindahan bahasanya luar biasa, ia tersebar dengan cepat dan menakjubkan. Secara sembunyi-sembunyi dalam malam-malam yang gelap, kaum muslimin datang mendekati rumah Nabi untuk mendengarkan ayat-ayat AlQur’an yang sedang  beliau baca. Setelah Nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah, dan urusan kaum Muslimin menjadi teratur, beliau memerintahkan kepada sekelompok sahabatnya untuk memperhatikan keadaan Al-Qur’an, mengajarkan, mempelajari dan menyebarkannya. Wahyu itu dicatat hari demi hari sehingga tidak musnah, dan mereka dibebaskan dari wajib militer, seperti ditegaskan dalam Al-Qur’an (QS 9: 122). Dalam kelompok itu terdapat beberapa sahabat yang tekun membaca AlQur’an, menghapal dan memelihara surat- surat dan ayat-ayatnya. Mereka inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan al-qurra’.


b.      Al-Qur’an pada masa sesudah Rasulullah wafat

Sesudah Rasulullah wafat, Ali bin Abi Thalib diam di rumahnya untuk menghimpun Al-Qur’an dalam satu mushaf menurut urutan turunnya. Dan belum enam bulan sejak wafatnya Rasulullah, dia telah merampungkan
penghimpunan itu dan mengusungnya ke atas punggung unta. Satu tahun sesudah Rasulullah wafat, pecah perang Yamamah yang merenggut korban tujuh puluh orang qurra’. Pada waktu itu khalifah berpikir untuk menghimpun surat-surat dan ayat-ayat Al-Qur’an dalam satu mushaf, karena khawatir akan terjadi perang lagi serta khawatir akan punahnya para qurra’ dan hilangnya Al-Qur’an karena kematian mereka. Khalifah memerintahkan kepada sekelompok qurra` sahabat di bawah pimpinan Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Qur’an. Mereka menghimpun dari papan-papan, pelepah-pelepah kurma, dan kulit-kulit domba yang terdapat di rumah Nabi yang ditulis oleh para penulis wahyu, dan tulisan-tulisan yang ada pada sahabat-sahabat yang lain. Setelah menyelesaikan penghimpunan itu, mereka menyalin beberapa naskah dan dibagikan ke beberapa negeri Islam. Sesudah khalifah ketiga mengetahui bahwa Al-Qur’an terancam perubahan dan penggantian akibat sikap mempermudah dalam menyalin dan memeliharanya, dia memerintahkan untuk mengambil mushaf yang disimpan oleh Hafsah, yakni naskah pertama di antara naskah-naskah khalifah pertama, dan memerintahkan kepada lima orang sahabat, yang di antaranya Zaid bin Tsabit, untuk menyalin mushaf tersebut. Khalifah ketiga juga memerintahkan agar semua naskah yang terdapat di negeri-negeri Islam dikumpulkan dan dikirimkan ke Madinah, kemudian dibakar. Mereka menulis lima naskah Al-Qur’an. Satu naskah ditinggal di Madinah dan empat yang lainnya dibagi-bagikan ke Makkah, Suriah, Kufah dan Basrah. Masing-masing satu buah. Ada yang mengatakan bahwa selain lima naskah ini, ada satu naskah yang dikirimkan ke Yaman, dan satu lagi ke Bahrain.


 ===========================

Unduh file PDF materi ini dengan klik link berikut : 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perangkat Pembelajaran Akidah Akhlak selama Covid-19

Akidah AKhlak Kelas 7 Pertemuan ke-15 Keteladanan Nabi Sulaiman