Akidah Akhlak Kelas 8 Pertemuan 12 (Semester Gasal)

 

Pertemuan ke-12 : Ghadab dan Tamak

C.        Ghadab

1.       Pengertian Ghadab

Ghadhab berarti marah atau pemarah.Ghadhab termasuk sifat tercela, karena marah itu
bersumber dari setan.

 

2.       Larangan Ghadab

Rasulullah Saw. bersabda:


Artinya:    Sesungguhnya marah itu dari setan, dan sungguh, setan itu dijadikan dari api, dan sungguh, api itu dapat padam dengan air. Jika seseorang kamu marah, segeralah berwudu. (H.R. Abu Dawud)

 

Allah swt.berfirman:


الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ ﴿١٣٤﴾

Artinya :    Orang-orang yang menafkahkan, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Orang-orang yang menafkahkan , baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q.S Ali Imran:134)

 

3.       Akibat buruk dari sikap marah

antara lain :

1.       Tidak dapat berfikir tenang dalam menghadapi permasalahan

2.       Tidak dapat menyelesaikan permasalahan secara baik berdasarkan pertimbangan pikiran sehat,

3.       Jika sering terjadi, dapat menimbulkan tekanan darah tinggi yang membahayakan kesehatan jasmani dan rohani

4.       Sikap ghadhab dapat menimbulkan kekecewaan atau sakit hati orang lain.

5.       Dapat menimbulkan kerugian materi, jika disertai dengan perbuatan anarkis.

Oleh karena sifat ghadhab merupakan sifat tercela maka, kita harus berusaha menghindarkan diri dari sifat tersebut. Sebagai orang yang beriman dan bertakwa, harus menghindari rasa marah. Meredam kemarahan dengan kesabaran. Hati yang sabar akan membawa seseorang untuk berpikir secara cermat dalam menghadapi suatu permasalahan.

 

D.        Tamak

1.       Pengertian Tamak

Secara bahasa tamak berarti rakus hatinya. Sedang menurut istilah tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar.

 

2.       Perilaku Orang Yang Tamak

Sifat rakus terhadap dunia adalah seperti orang yang haus yang hendak minum air laut, semakin banyak ia meminum air laut, semakin bertambah rasa dahaganya. Maksudnya, bertambahnya harta tidak akan menghasilkan kepuasan hidup karena keberhasilan dalam mengumpulkan harta akan menimbulkan
harapan untuk mendapatkan harta benda baru yang lebih banyak. sifat kebendaan tanpa memperhitungkan mana yang halal dan haram. Orang yang tamak senantiasa lapar dan dahaga kehidupan dunia. Makin banyak yang diperoleh dan menjadi miliknya, semakin rasa lapar dan dahaga untuk mendapatkan lebih banyak lagi. Jadi, mereka sebenarnya tidak dapat menikmati kebaikan dari apa yang dimiliki, tetapi sebaliknya menjadi satu bebanan hidup.

Selanjutnya, kehidupannya hanya disibukkan untuk terus mendapat apa yang diinginkannya, karena orang tamak lupa tujuan sebenarnya amanah hidup di dunia ini. Mereka tidak peduli hal lain, melainkan mengisi segenap ruang untuk memuaskan nafsu tamaknya.

 

3.       Larangan Tamak

Sesungguhnya Allah menciptakan manusia sebagai khalifah untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai hamba-Nya. Seperti dalam firman-Nya:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾

Artinya :    “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Ad-dzaariyat : 56)

Firman Allah dalamal-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ ﴿٩﴾

Artinya :    “Wahai orang beriman, janganlah kamu dilalaikan oleh (urusan) harta benda kamu dan anak-pinak kamu daripada mengingati Allah (dengan menjalankan perintah-Nya) dan (ingatlah), sesiapa yang melakukan demikian, maka mereka itulah orang yang rugi.” (Surah Al-Munafiqun, ayat 9).

 

4.       Bahaya Tamak

Sifat tamak ini akan menjerumuskannya ke dalam bahaya riya’ serta akan mencabut kemanisan beribadah kepada Allah. Akhirnya ia akan menjadi hamba abdi kepada makhluq setelah Allah membebaskannya daripada perhambaan sesama makhluq.

 

  ===========================

Unduh file PDF materi ini dengan klik link berikut : 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perangkat Pembelajaran Akidah Akhlak selama Covid-19

Akidah AKhlak Kelas 7 Pertemuan ke-15 Keteladanan Nabi Sulaiman